Pesona Wisata Indonesia
Kamis, 28 April 2011
Danau Toba
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pualau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara
Berikut Merupakan Asal Usul Danau Toba
Tersebutlah seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan.
Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia.
Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia.
“Namun aku punya satu permintaan, kakanda.” katanya.
“Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku berasal dari seekor ikan.”
“Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu.” kata pemuda itu.
Akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu. Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang.
Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar.
“Dasar anak keturunan ikan!”
Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya.
Seketika itu juga sang anak sambil menangis pergi menemui ibunya dan menanyakan apakah benar dirinya adalah anak keturunan ikan.
Mendengar hal tersebut, sang ibu pun terkejut karena suaminya telah melanggar sumpah mereka terdahulu.
Setelah itu si ibu memutuskan untuk kembali ke alamnya. Lalu tiba tiba langit berubah gelap dan petir menyambar kemudian turunlah hujan dengan derasnya.
Sang ayah menjadi sedih dan sangat menyesal atas perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tak pernah bisa bertemu kembali dengan istri dan maupun anaknya yang disayanginya itu.
Di tanah bekas pijakan istri dan anaknya itu, tiba-tiba ada mata air menyembur. Airnya makin lama makin besar. Lama-lama menjadi danau. Danau inilah yang kemudian kita kenal sampai sekarang sebagai Danau Toba.
Panorama Danau Toba
Danau ini dikelilingi oleh perbukitan, sehingga suasana disekitar danau terasa nyaman, udaranya sejuk dan segar. Para pengunjung dapat menikmati keindahannya dengan berenang atau menyewa motor untuk mengelilingi danau tersebut. Apalgi di sore hari pemandangan di danau tersebut akan sangat indah karena pengunjung dapat menikmati keindahan danau sambil melihat matahari terbenam.
Ditengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir yang terdapat objek wisata alam yang indah yaitu danau diatas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang), objuek wisata sejarah di komplek makam Raja Sidabutar di Desa Tomok, dan wisata arsitektur berupa komplek tradisional Btak Toba Samosir.
Air Terjun Pletuk
Air terjun Pletuk ini merupakan salah satu kawasan wisata di ponorogo selain Telaga Ngebel. Letaknya berada di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo.
Kawasan wisata ini terus digarap sebagai salah satu jujugan wisata yang sangat mempesona. Tempat itu berada di atas ketinggian 450 meter di atas laut dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Didukung suasana alam dengan suhu yang relatif dingin dan sejuk sehingga mampu untuk dijadikan desa ini sebagai daerah tujuan wisata, “Sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam, kata Pletuk itu merupakan kata kiasan yang penuh misteri dan sangat dalam maknanya bagi hidup dan kehidupan,” kata Gunardi, Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Ponorogo, kemarin (20/2).
Dimana kata Pletuk dapat dikonotasikan sebagai petuah luhur. Yakni bila dikaitkan dengan sejarah Desa Jurug, ada beberapa petuah yang pantas dilakukan oleh seorang tokoh atau warga masyarakat di Desa Jurug.
Diantaranya sangguwo uriping danawa, sangguwo uriping raja, sangguwo uriping satriyo. Dan sangguwo uriping brahmana. Artinya dalam mengarungi hidup dan kehidupan kita harus pandai-pandai untuk menyesuaikan diri biar bisa diterima dan mampu beradaptasi terhadap alam dimana berada.
Lebih jauh,. Gunardi mengatakan diangkatnya air terjun Pletuk tidak hanya terkait dengan pesona air terjunnya saja. Tapi beberapa aspek seperti filosofi dan pengembangan dan keberadaan bagi masyarakat tetap menjadi pertimbangan sendiri.
Bahkan, pengembangan khusus secara intensif baru dilakukan pada akhir tahun 2006 melalui program PAMDKB dengan kegiatan membuka akses jalan menuju lokasi kawasan air terjun Pletuk.
Masyarakat khususnya karang taruna bersama Perhutani membuat kerjasama dalam pengelolaan melalui wadah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) “Jurug Makmur”.
Potensi alam lain yang dapat dikembangkan di kawasan Pletuk, adanya tebing yang memukau di kawasan tersebut dapat dijadikan menjadi sarana olahraga panjat tebing. “Kami sudah membuat program rencana pengembangan oleh Pengprov FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Jatim dan Pengcab FPTI Ponorogo,” tambah Gunardi.
Tak ketinggalan, bagi wisatawan kuliner bisa menikmati makanan khas nasi Gegog. Yakni nasi yang dibungkus daun pisang dan dicampur bothok dalam satu kemasan. “Sehingga mempunyai citarasa yang khas dan unik,” tambahnya. Disamping buah khas seperti naga merah, juga buah peruk, alpokat, mangga, rambutan, manggis, durian juga pisang.
Pantai Parai Tenggiri
Pantai Parai Tenggiri merupakan pantai yang terletak di Sungailiat, sekitar 40 km dari Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Parai Tenggiri merupakan pantai paling populer dan eksklusif di Provinsi Bangka Belitung. Hal ini dikarenakan pantai ini tidak lagi dikelola oleh pemerintah, melainkan ditangani secara profesional oleh pihak swasta. Saat ini, kawasan Pantai Parai Tenggiri ditetapkan sebagai kawasan wisata hijau dengan sebutan Parai Green Resort. Karena, pengelola tempat wisata ini memiliki kepedulian yang besar terhadap usaha penyelamatan lingkungan, dengan cara selalu berusaha mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat mencemari pantai, seperti plastik, dan menanam banyak pohon di lokasi wisata ini.
Daya tarik lain dari pantai ini adalah adanya batu-batu karang yang besar, dengan beragam bentuk yang unik, yang tidak dapat dijumpai di daerah lain. Bebatuan karang inilah yang membuat pemandangan di pantai ini menjadi lebih istimewa, dan kerap kali mengundang decak kagum para pengunjung. Dari atas batu-batu karang ini, pengunjung dapat duduk santai untuk menikmati keindahan Laut Cina Selatan yang teduh dan berombak kecil. Pada malam hari, pengunjung dapat dengan leluasa menikmati suasana malam di pinggir pantai, yang diwarnai cahaya dari kapal-kapal yang tengah berlayar, sambil menikmati penganan seperti ubi goreng keju, pisang goreng keju, kolak labu merah, ataupun minuman hangat, yang bisa dibeli di restoran terdekat.
Selain menikmati keindahan alam suasananya, pengunjung juga dapat melakukanrekreasi bahari yang menarik lainnya. Bagi wisatawan yang hobi memancing di pantai tersedia penyewaan perahu pancing lengkap dengan semua peralatannya. Selain itu pengunjung juga dapat menikmati permainan seperti banana boating atau parasalling, atau juga diving untuk menikmati kekayaan terumbukarang di kawasan pantai yang berhadapan langsung dengan laut china selatan.
Rabu, 27 April 2011
Pulau Penyengat
Pulau Penyengat atau juga disebut dengan Pulau Inderasakti adalah sebuah pulau kecil yang jaraknya 6 km dari Kota Tanjung Pinang, pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Ukuna Pulau ini kurang lebih 2.500 meter x 750 meter dan berjarak sekitar 35 km dari Pulau Batam. Jika ingin kepulau ini anda dapat menggunakan perahu bot dengan waktu kurang lebih 15 menit dari Pulau Batam.
Konon, sebelum menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, Pulau ni sering dikunjungi parapelaut atau nelayan yang ingi mencari air bersih. Suatu ketika, saat seorang nelayan sedang mengambil air, tiba-tiba ia dikejar oleh sekelompok binatang yang memiliki sengat. Maka semenjak saat itu Pulau ini disebut sebagai Pulau Penyengat.
Sejarah lain dari Pulau penyengat, dari sumber-sember yang telah ada dikatakan bahwa pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pula Penyengat tepatnya di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam untuk pertahanan Bintan. Ia meguasai istri Raja Hamidah pada tahun 1804. Kemudian anaknya memerintah seluruh Kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Lingga-Riau.
Beberapa objek yang dapat kita temui di Pulau iniantara lain:
1. 1.Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari telur putih
Masjid ini dibangun pada tahun 1832 M, atas prakarsa yang DipertuanMuda VII, Raja Abdul Rahman. Masjid ini menyimpan ratusan naskah kuno beraksara arab dan beberapa Alquran tulisan tangan. Sayang, beberapa diantaranya dalam kondisihancur karena udara lembab.
Masjid ini dibangun pada tahun 1832 M, atas prakarsa yang DipertuanMuda VII, Raja Abdul Rahman. Masjid ini menyimpan ratusan naskah kuno beraksara arab dan beberapa Alquran tulisan tangan. Sayang, beberapa diantaranya dalam kondisihancur karena udara lembab.
2.
2. 2. Makam-makam para Raja
Di tempat ini kita bisa berziarah ke makam-makam tokoh Kerajaan Riau-Lingga.
Di tempat ini kita bisa berziarah ke makam-makam tokoh Kerajaan Riau-Lingga.
3.
3. 3. Makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji
Disepanjang dinding bangunan makam Raja Ali Hajidiabadikan karya terbesarnya yaitu :Gurindam Dua Belas
Disepanjang dinding bangunan makam Raja Ali Hajidiabadikan karya terbesarnya yaitu :Gurindam Dua Belas
4.
4. 4.Komplek Istana Kantor dan Benteng Pertahanan di BukitKursi
Benteng ini dibangun pada tahun 1782-1784M, semasa pemerintahan Raja Ali Haji dan dimaksudkan sebagai bentang pertahanan,ketika melawa tentara Belanda. Letak benteng ini berada di lereng bukit dan menghadap ke laut, sehingga membuat wisatawan dapat menikmatibangunan bersejarah ini.
Benteng ini dibangun pada tahun 1782-1784M, semasa pemerintahan Raja Ali Haji dan dimaksudkan sebagai bentang pertahanan,ketika melawa tentara Belanda. Letak benteng ini berada di lereng bukit dan menghadap ke laut, sehingga membuat wisatawan dapat menikmatibangunan bersejarah ini.
Selasa, 26 April 2011
Danau Maninjau
Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat,Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, Ibukota Sumatra Brat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, Ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau merupakan danau vulkanik yang berada pada ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Danau ini sekitar 99,5 km2 dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungnya terbentuk karena letusan gunung yang bernama sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km persegi.
Keindahan alamnya sulit ditemui di belahan lain Tanah Air. Tak heran jika Presiden RI pertama, Soekarno, sempat berujar ke Sumatera Barat belum lengkap jika belum mengunjungi Maninjau.
Sebagai lokasi wisata air, memang belum banyak fasilitas yang dihadirkan di danau terbesar kedua di Sumbar ini. Namun yang ingin berolahraga sambil berwisata, beberapa penduduk kini membangun usaha penyewaan sepeda. Cukup membayar sekitar Rp20 ribu, pengunjung bisa menyewa sepeda gunung untuk memulai petualangan mengelilingi danau. Turis mancanegara kerap menggunakan jasa ini untuk memenuhi keinginannya mengelilingi danau.
Setelah penat bersepeda, kolam pemandian air panas di Kecamatan Tanjung Sani, akan menyegarkan kembali tubuh setelah seharian bersepeda mengelilingi danau. Lokasi pemandian ini masih alami. Siapa pun bisa menikmati kolam kecil yang terletak di pinggir jalan raya Maninjau.
Di malam hari, Maninjau terasa 'kian hangat' meski cuaca dinginnya menusuk tulang. Sejumlah cafe akan menawarkan aneka minuman dan makanan ala Eropa, atau sekadar minum segelas kopi.
Wisata Bahari Lamongan
Wisata Bahari Lamongan terletak di pesisir utara Pantai Jawa, tepatnya di kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan – Jawa Timur, Wisata Bahari Lamongan (WBL) menawarkan oase tersendiri bagi wisatawan. Berdiri sejak tahun 2004 sebagai hasil pengembangan objek wisata yang telah ada sebelumnya, yaitu Pantai Tanjung Kodok.
Memadukan konsep wisata bahari dan dunia wisata dalam areal seluas 11 hektare, WBL siap memanjakan pengunjung dengan konsep one stop service mulai jam 08.30-16.30 WIB setiap harinya. Didukung pula dengan hadirnya 3 wahana baru setiap tahunnya.
Daya tarik WBL ini tidak hanya terdapat pada fasilitasnya wisata yang lengkap disertai dengan pemandangan lepas panta Laut Jawa, tetapi juga sejarah yang terdapat didalalamnya . Pada tahin 1936, kapal penumpang Van Der Wijk tenggelam pada kedalaman 45 meter di pantai utara. Almarhum Buya Hamka pernah menimba inspirasi di daerah tersebut guna menulis roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk itu.
Memadukan konsep wisata bahari dan dunia wisata dalam areal seluas 11 hektare, WBL siap memanjakan pengunjung dengan konsep one stop service mulai jam 08.30-16.30 WIB setiap harinya. Didukung pula dengan hadirnya 3 wahana baru setiap tahunnya.
Daya tarik WBL ini tidak hanya terdapat pada fasilitasnya wisata yang lengkap disertai dengan pemandangan lepas panta Laut Jawa, tetapi juga sejarah yang terdapat didalalamnya . Pada tahin 1936, kapal penumpang Van Der Wijk tenggelam pada kedalaman 45 meter di pantai utara. Almarhum Buya Hamka pernah menimba inspirasi di daerah tersebut guna menulis roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk itu.
Aneka fasilitas itu di antaranya adalah arena ketangkasan, insektarium, marina, kolam renang air tawar, kolam renang laut dengan pantai pasir putih buatan, bumper car, space shattel, kano, long boat, bumper boat, tagada, planet kaca, sarang bajak laut, arena pacuan kuda, dan sirkuit go kart.
Tidak hanya itu, disediakan pula tempat belanja komplit khas Jatim berupa souvenir shop.Di sana tersedia produk unggulan, pasar ikan, buah dan sayur, serta pasar hidangan yang di buka mulai pukul 09.00 sampai 21.00 WIB.
Daya tarik paling berharga terletak pada pemandangan lepas pantai ke laut jawa di utara WBL. Dan bisa diramal, daya tarik WBL makin memikat saat perluasan tahap kedua kawasan itu rampung. Rencananya, kawasan wisata Tanjung Kodok dan Goa Maharani disatukan dalam satu paket wisata bahari. Sebagai sarana penghubung, akan dibangun jaringan kereta gantung di Jawa Timur.
Lokasi wisata WBL bisa di tempuh dengan kendaraan darat jenis apapun. Sebab, letaknya tepat di tepi jalan raya Deandles Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Tepatnya satu jam perjalanan arah utara kota Lamongan setengah jam arah barat kota Surabaya . Sementara itu, sekitar enam kilometer arah barat terdapat pelabuhan.ikan Brondong yang dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan yang sangat di kenal di Jatim.
Taman Nasinal Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas terletak di sebelah utara Lampung ini identik dengan gajah, meskipun sebenarnya merupakan taman nasional juga merupakan tempat tinggal satwa langka seperti badak, harimau sumatera dan satwa langka lainnya. Taman Nasional yang telah ditetapkan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan dengan Keputusan Nomor 670/Kpts-II/1999 adalah taman nasional terkenal ke luar negeri. Taman Nasional Way Kambas memiliki luas wilayah 125,621.3 hektar dan terletak di distrik administratif.
Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Suhu udara 28 ° - 37 ° C. Curah hujan 2500-3000 mm / tahun. Ketinggian 00-60 m. dpl. Lokasi geografis 4 ° 37 '- 5 ° 15' lintang, 106 ° 32 '- 106 ° 52'B T. Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang rumput alang-alang / Semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.
Di Taman Nasional Way Kambas, kita bisa menikmati atraksi berikut gajah terlatih. Atraksi gajah itu seperti apa yang bisa kita nikmati disana? Atraksi yang bisa kita lihat adalah atraksi gajah menari, sampai atraksi gajah dengan iringan musik, seperti sepak bola gajah yang cukup populer di kalangan wisatawan lokal, mengalungkan bunga, berjabat tangan, dan berenang. Jika Anda ingin, kita bisa naik gajah adalah dengan membayar sejumlah uang tentunya.
Gajah-gajah di taman nasional ini tidak dalam kehidupan liar yang sebenarnya karena mereka semua dalam program latihan gajah. Para gajah masih liar, dijinakkan dan dilatih di Way Kambas Pusat Latihan Gajah. Pusat pelatihan ini didirikan untuk mengatasi masalah gajah liar yang hidupnya tertekan karena habitatnya digunakan untuk ladang pertanian.
Suaka Rhino Sumatera
Selain pusat pelatihan gajah, Taman Nasional Way Kambas memiliki Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya tempat penangkaran satwa liar badak Sumatera di Indonesia. Bahkan SRS merupakan satu-satunya lokasi dimana penangkaran badak Sumatera secara semi-alami di Asia atau mungkin dunia. Tapi atraksi mengunjungi alam di SRS sangat dibatasi karena untuk kepetingan penelitian dan pengembangan badak Sumatera.
Juga, jika tertarik kita bisa mengelilingi Taman Nasional, menunggang gajah, tenang saja karena gajah - gajah telah dilatih. Yah, aku bisa membayangkan sensasi yang bisa kita dapatkan dengan menunggang mamalia darat terbesar? Jika beruntung, kita juga dapat menemukan berbagai satwa liar penghuni Taman Nasional Way Kambas. Namun, waktu terbaik untuk melihat satwa - satwa yang ada di pagi atau sore hari. Bagaimana dengan safari malam hari? Nah, malam sensasi dan pemandangan yang bisa kita nikmati berbeda. Saat malam, kita bisa melihat hewan-hewan yang aktif pada malam hari, seperti babi hutan. Tapi jangan lupa untuk membawa lotion anti-nyamuk, jika tidak dijamin tubuh kita akan penuh dengan benjolan kecil karena nyamuk-nyamuk hutan yang ganas.
Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Suhu udara 28 ° - 37 ° C. Curah hujan 2500-3000 mm / tahun. Ketinggian 00-60 m. dpl. Lokasi geografis 4 ° 37 '- 5 ° 15' lintang, 106 ° 32 '- 106 ° 52'B T. Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang rumput alang-alang / Semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.
Di Taman Nasional Way Kambas, kita bisa menikmati atraksi berikut gajah terlatih. Atraksi gajah itu seperti apa yang bisa kita nikmati disana? Atraksi yang bisa kita lihat adalah atraksi gajah menari, sampai atraksi gajah dengan iringan musik, seperti sepak bola gajah yang cukup populer di kalangan wisatawan lokal, mengalungkan bunga, berjabat tangan, dan berenang. Jika Anda ingin, kita bisa naik gajah adalah dengan membayar sejumlah uang tentunya.
Gajah-gajah di taman nasional ini tidak dalam kehidupan liar yang sebenarnya karena mereka semua dalam program latihan gajah. Para gajah masih liar, dijinakkan dan dilatih di Way Kambas Pusat Latihan Gajah. Pusat pelatihan ini didirikan untuk mengatasi masalah gajah liar yang hidupnya tertekan karena habitatnya digunakan untuk ladang pertanian.
Suaka Rhino Sumatera
Selain pusat pelatihan gajah, Taman Nasional Way Kambas memiliki Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya tempat penangkaran satwa liar badak Sumatera di Indonesia. Bahkan SRS merupakan satu-satunya lokasi dimana penangkaran badak Sumatera secara semi-alami di Asia atau mungkin dunia. Tapi atraksi mengunjungi alam di SRS sangat dibatasi karena untuk kepetingan penelitian dan pengembangan badak Sumatera.
Juga, jika tertarik kita bisa mengelilingi Taman Nasional, menunggang gajah, tenang saja karena gajah - gajah telah dilatih. Yah, aku bisa membayangkan sensasi yang bisa kita dapatkan dengan menunggang mamalia darat terbesar? Jika beruntung, kita juga dapat menemukan berbagai satwa liar penghuni Taman Nasional Way Kambas. Namun, waktu terbaik untuk melihat satwa - satwa yang ada di pagi atau sore hari. Bagaimana dengan safari malam hari? Nah, malam sensasi dan pemandangan yang bisa kita nikmati berbeda. Saat malam, kita bisa melihat hewan-hewan yang aktif pada malam hari, seperti babi hutan. Tapi jangan lupa untuk membawa lotion anti-nyamuk, jika tidak dijamin tubuh kita akan penuh dengan benjolan kecil karena nyamuk-nyamuk hutan yang ganas.
Langganan:
Postingan (Atom)